Cita – cita?? Kata – kata itu sering dimunculkan dalam setiap jenjang akhir yang akan kita lui untuk memilih jalan masa depan kita kelak. Sejak kecil aku selalu bertanya, mengapa semua orang harus memiliki cita-cita? mengapa kita harus memiliki perkerjaan? Mengapa setiap orang harus mengembangkan kariernya? Jawaban itu kutemukan seiring perkembangan hidupku. Orang memiliki cita-cita supaya kita mengetahui arah dan tujuan kita hidup didunia untuk meraih sesuatu yang kita inginkan dimasa depan kelak, sedangkan alasan mengapa kita harus memiliki perkerjaan adalah untuk menjadi penopang hidup kita untuk menjalin hidup ini untuk mendapatkan segala kebutuhan didunia ini, tanpa berkerja dan mempunyai pekerjaan dan cita-cita orang akan tidak mempunyai tujuan hidup dan arah yang akan dicapai selama dia hidup didunia. Setelah orang itu mengapa cita-cita dan pekerjaan yang telah diinginkan atau dijalani, setiap orang akan mengusahakan yang terbaik untuk mengembangkan kariernya agar dapat lebih berkualitas dan dapat lebih bersaing dengan orang lainya. Karier dikembangkan memberikan kita kesempatan untuk dapat belajar, mengenal lebih banyak hal untuk menampakan kemampuan atau sekedar pengalaman. Banyak orang bekerja keras dalam membangun cita-citanya, cita-cita indah yang kelak dimasa depan akan dia dapatkan. Belajar dan tidak mengenal waktu, itu sering kali digunakan oleh orang-orang sukses dalam mengejar cita-citanya. Kita harus belajar mengembangkan kemampuan dan bakat kita. Jika kita tidak berjuang keras kita akan kesulitan mendapatkan cita-cita kita dikemudian hari.
Namaku Alexandrya HeningWidiastuty, kedua orang tua ku berhadarap aku menjadi seorang “pengacara atau hakim” , hal itu di ingkan untuk melanjutkan cita-cita ayah ku yang gagal menjadi pengacara karena suatu hal, jadi cita-cita itu diturunkan kepada ku.Secara perlahan timbul cita-cita kalau aku ingin menjadi pengacara untuk menolong orang-orang yang tidak mendapatkan haknya dan diperalukan secara tidak adil secara hukum. Semua telah terbayang pada saat Taman Kanak-kanak, dimana dulu ibu guru bertanya tentang cita-cita dengan mantap aku menjawab menjadi seorang pengacara. Sewaktu kecil aku sering mencuri-curi waktu untuk mengenakan baju sidang yang dimiliki Pamanku, baju jubah hitam dengan dasi renda-renda putih. Masa kanak-kanak adalah masa dimana banyak cita-cita yang kita inginkan dalam hidup kita kelak. Hal itu juga terjadi padaku, begitu banyak yang aku cita-cita pada saat menginjak bangku sekolah dasar mulai dari ingin menjadi seorang pramugari, chef (koki), dan menjadi seorang aktivis.
Dari banyak cita-citaku masa itu yang paling ku inginkan adalah menjadi aktivis. Keinginan itu muncul ketika aku mulai merasakan ketidakadilan yang terjadi pada rakyat kecil yang sering kutonton di telivisi, dan aku terinspirasi oleh sosok seorang aktivis HAM dia adalah Munir. Dia adalah tokoh idamanku dulu sebelum dia meninggal. Banyak hal yang kulakukan untuk belajar menjadi aktivis, aku banyak bertanya banyak hal tentang hukum kepada ayah dan paman-pamanku apa itu hukum dan bagaiman orang-orang itu bisa diperlakukan tidak adil. Aku juga sangat tertarik pada acara telivisi yang memberitahukan aksi demonstrasi dan debat para tokoh aktivis HAM aku sangat ingin menjadi seperti mereka untuk menolong orang-orang yang diperlakukan secara tidak adil. Seiring berjalannya waktu, banyaknya hal - hal yang mulai ku ketahui dan ku lihat, aku bercita-cita menjadi seorang “Perancang busana” aku memikirkan itu ketika aku duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar. Aku tertarik dengan dunia fashion diawali dengan melihat banyak tayangan fashion show yang ada di telivisi dan mode-mode perkembangan fashion yang sedang Hits saat itu. Mulai saat itu aku , mulai menggambar berbagai bentuk busana mulai dari baju anak-anak sampai remaja. Cita-cita ini sangat ku dambakan, pada saat menginjak SMP ibu ku mengajari ku bagaimana cara menjahit dan aku sangat menyukai hal itu, dari sebuah kain tanpa arti perlahan kain itu berubah menjadi sebuah pakaian yang indah untuk dikenakan. Banyak informasi yang kucari untuk menjadi fashion designer, mulai dari bercita-cita pergi mengunjungi negara fashion dan busana yaitu Paris dan Milan. Namun ibu bilang, menjadi seorang taylor atau designer tidaklah mudah kita harus dituntut kreatifitas yang tinggi dan ketelatenan yang tinggi pula. Semakin lama aku bosan dengan menggambar design pakaian yang tidak bisa kuciptakan saat itu juga.
Saat mulai beranjak dewasa aku mulai mengerti apa yang aku inginkan pada saat dewasa mungkin itu bukan cita-cita tidak telalu besar seperti menjadi dokter, designer, dan kontraktor. Sebuah cita-cita mulia yang bisa berguna bagi orang banyak. Dimana bermula tidak ingin melihat banyak orang-orang menggelandang kelapar akibat kebutuhan pokok yang selalu naik, karena kesulitan membeli sebuah beras. Aku ingin menjadi seorang manajemer yang bergerak dibidang pendistribusian barang pertanian dan pokok atau pangan. Aku akan berusaha keras untuk mewujudkan impianku itu. Dimana rakyat kita tidak ada yang kesulitan dalam mendapatkan bahan pangan.
Mungkin cita-cita yang kita inginkan tidak seindah yang akan terjadi pada kita kelak, namun dimasa depan setelah aku mendapatkan semua yang kuinginkan aku ingin hidup disebuah tempat. Tempat di pinggiran kota lembang (bandung) atau daerah lain yang memiliki udara sejuk dan dingin yang jauh dari gemerlapnya hiburan kota dan kebisingan jalan raya. Dimana aku memiliki sebuah perkebunan kecil yang bisa ditumbuhi tanaman seperti teh, atau apel. Hal – hal yang sangat kusukai, aku ingin sekali berlarian di tengah luanya kebun teh saat aku telah mendapatkan semua yang kuimpikan dan menghabiskan masa tuaku ditempat seperti itu. Memiliki sebuah rumah kecil ditengah perkebunan yang dilengkapi dengan saranan akomodasi untuk masyarakat. Tapi entah apa yang akan terjadi padaku kelak, itu merupakan impianku yang kuharapkan bisa terjadi.
